Selasa, 29 Mei 2012

GAGA WHAT'S WRONG ARE YOU?



Just coming back from Phnom Penh, laid my back off then put the TV on, i was very shocked whatched news about Lady Gaga. The Islamic Defender making a trouble again and again... Just feel shocked again because before i went abroad i was in LKiS / an Irshad Manji's tragedy. They dissolved and distructived our disscussion . Traumatic still spining in my head. They threatened to dissolve and make chaotic Jakarta if the Lady gaga Concert will be happen. They said Lady gaga is a devil who will undermain the moral and religious. And the absolutely hate coz Lady Gaga agree with the same sex mariage and support  LGBT community.


I was continued shock coz the Indonesian police at least government do not respon well and they are not doing must be done! They seem affraid of the FPI. Actually FPI is the only small group organisation but government always cannot stop FPI even though FPI doing the violences. Finally promoters canceling the concert for the security reasons.
What happen beetwen FPI and Government? oh Indonesia....

Please click this site :  http://www.youtube.com/watch?v=fcLKkxMcAUI&feature=share



Gaga Speech!

Link :
Gaga in Asia by : Ng Yi-Sheng


Senin, 14 Mei 2012

Terkejut di Phnom Penh







Phnom Penh Cambodia
Tak dinyana kalau saya harus berangkat ke Cambodia memenuhi undangan LGBT PRIDE di sana. Kabarnya sangat last minute dan saya harus berpikir dan melakukan tindakan secepatnya untuk mendapatkan uang dan mencari tiket, karena semua biaya reimburse di sana. Saya dipanggil Arus Pelangi untuk menggantikan seseorang yang karena sesuatu hal tak bisa berangkat ke sana. Sungguh saya belum mempelajari peta maupun kota dan kebudayaannya seperti biasanya kalau saya akan pergi ke suatu tempat. Ini membuat saya sadar pasti akan mendapatkan Culture Shock di sana.  Dengan kereta Fajar Utama saya ke Jakarta, menginap semalam dan waktu subuh saya harus sudah ke Bandara SOETA karena pesawat akan saya tumpangi berangkat pada pukul 06.00. Saya berangkat dengan maskapai JET AIR dengan kursi yang tak bisa di 'laydown' kan lalu transit di Changi Singapura selama satu jam. Pesawat Value Air menyambung perjalanan saya ke PNH International Airport. Begitu keluar bandara saya sudah di sambut abang Tuk Tuk membantu dan mengantar saya mencari alamat penginapan Burly Guest House yang terletak di 111 road dekat Sihanouk Blv. 

Shock pertama : jalur kendaraan ada di sebelah kanan, ketika menyeberang saya salah menengok ke kanan yang seharusnya menengok ke kiri dulu.






LGBT PRIDE  ala CAMBODIA


Acara ini ber TEMA Never Ending Pride - Different but the Same bertempat di seputaran Phnom Penh City diselenggarakan oleh ROCK (Rainbow Community Campuchea) adalah organisasi berbasis komunitas  dengan jaringan LGBT terbesar di Cambodia.


Shock ke II : tidak satu panitia pun menyambut. saya harus mencari alamat hotel dan venue-venue acara sendiri.

Acara ini diadakan dalam 10 hari (diadakan dari tanggal 12-20 Mei 2012) Pride Day di Kamboja banyak acaranya, mulai dari Pameran Seni Rupa, Fotografi, pemutaran film, balapan tuk-tuk (transportasi umum khas Phnom Penh), Pride Karaoke, Pride Roler Skater, workshop, press Conference dan diakhiri dengan Community Pride.


14 Mei 2012
Saya (mewakili Arus Pelangi) dan dua teman dari Indonesia Dian (Dipayoni Sby) dan Merlyn Sopjan (FKWI) diundang mulai tanggal 14 Mei sampai akhir acara. Artinya kami sudah kehilangan acara pada tanggal 12 dan 13 nya. Acara seperti ‘balap tuk tuk’ tidak bisa  kami hadiri karena waktunya penyelenggaraanya pas saat kami tiba di sana. Malam petama di Phnom Penh, setelah makan malam kami mengunjungi pameran Photo di Top Art Gallery lalu kami melanjutkan ke pemutaran film di Meta House (semacam tempat kursus bahasa Jerman) film yang diputar saat itu adalah “Tomboy”.



Shock III : Makanan di Phnom Penh murah dan ueeenak!


Tuk tuk Race


Tuk Tuk Race on Rain

15 Mei 2012
Karena banyak acara mulai pada pukul 18.00 maka kami memanfaatkan waktu untuk meng-eksplore Phnom Penh. Kami jalan kaki dan kenalan dengan beberapa penduduk local. Malamnya kami ke pamern seni rupa kembali.


Shock III : Banyak orang ramah, jujur dan suka bercerita


Happy Birthday King!

Family Silk


16 Mei 2012
Pagi hari di loby hotel sudah berkumpul teman teman Asean, kami bersama menuju tempat pertemuan di suatu gedung penelitian. Ternyata di sana kami diajak meeting untuk membicarakan acara pers conference yang akan diadakan pada pukul 14.00. kami meutuskan Dian untuk maju dalam acara itu.
Setelah perwakilan dari keleompok ASEAN berbagi satu persatu, kami memaparkan situasi LGBT di Indonesia termasuk kejadian “Irshad Mannji”.  Dian menyatakan bahwa sesungguhnya tidak semua bangsa dan masyarakat Indonesia itu membenci LGBT, bahkan LGBT sudah ada lama di masyarakat dan budaya seperti tentang Gemblak dan Bissu, namun hanya karena ada kelompok kecil fundamentalis Islam yang sangat berteriak, melakukan kekerasan dan dimanfaatkan oleh politik, maka negara menjadi melakukan pembiaran atas kekerasan kekerasan yang terjadi. Di sini Dian mengaku sebagai "Proud of Lesbian Muslim".






Namun pers konferens ini lebih banyak mengangkat permasalahan hak LGBT di Kamboja.
Noy Sitha (61) seorang lesbian bercerita.  Sejak usia 9 tahun saya sudah tertarik pada perempuan. Membutuhkan waktu lama untuk bisa diterima keluarga, tetangga dan orang-orang lain
“Mereka menganggapku orang aneh dan bukan seperti manusia”. Jelasnya. Noy Sitha menikah dengan pacar perempuannya dalam upacara kecil Buddha. Lalu mereka mengadopsi tiga anak dan kemudian lama lama keluarganya berlaku baik padanya. Namun masyarakat masih menganggap dia adalah orang terbuang.
Namun Gambaran kehidupan LGBT di Kamboja terlukis kembali pada minggu ini berkat ROCK (Rainbow Community Campuchea).
Relawan ROCK Colette O’regan mengatakan bahwa pelecehan banyak terjadi ada Waria karena memang penampilannya kelihatan berbeda. “ini memperlihatkan kebijakan atas rasa aman pada masyarakat masih belum diakomodir”.





Beda lagi dengan ungkapan Prost Auch 24 th. Dia dipisahkan dengan pasangannya secara paksa oleh keluarganya dengan bantuan pemerintah setempat.  
“Mereka memaksa kami untuk mengatakan bahwa kami tidak saling mencintai mereka menuduh kami menggunakan obat yang efeknya membuat kami saling mencintai, mereka mengatakan bahwa hubungan kami tak legal”.
Ou Virak (Direktur Eksekutif Pusat Kamboja untuk HAM) mengatakan bahwa tidak ada hukum yang melarang homoseksualitas.
Ou Virak juga mengingatkan bahwa raja Norodom Sihanouk telah mendukung perkawinan sejenis pada tahun 2004.
Kebijakan kebijakan yang membawa rasa nyaman pada LGBT sangat dibutuhkan saat ini. Pendidikan LGBT perlu disasar pada pemerintah dan masyarakat umum. Karena sampai saat ini pelecehan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah masih terjadi.
Chea Samun ketua komunitas Kampong Chnnang Provinsi Popel mengatakan bahwa kebijakan sudah jelas tidak melarang hubungan sesame jenis dan perilaku transgender.
“Kami tidak melarang untuk saling mencintai sesama jenis dan mengubah jenis kelamin mereka karena itu adalah hak mereka untuk memilih cara itu. Namun LGBT akan dituntut sama dengan orang lain apabila melanggar hukum”. Tandasnya.
Raja juga mengatakan bahwa Gay harus diterima oleh setiap orang.


Super Shock! : Agama menerima keberadaan LGBT dan Raja mendukung LGBT!



temen temen dari Seksuality Merdeka dan dari Thailand




17 Mei 2012
Hari pertama Workshop. Kami bersama sama lagi menuju Baitong Café. Di lantai dua dengan ruangan 8 X 4 meter kami berdesak desakan di sana.
ROCK adalah organisasi dengan jaringan LGBT terbesar di Cambodia, sekitar 100 orang lebih kami berdesakan dengan para LGBT tua dan muda yang datang dari desa desa sekitar Phnom Penh, banyak dari mereka pertama kali menginjakakkan kaki di sini. Mereka share tentang kehidupan LGBT mereka di desa.





Salah satu dari kami kelompok ASEAN, dari ICS sebuah organisasi yang bepusat di Ho Chi Minh Vietnam, memperkenalkan PFLAG yaitu orang tua LGBT yang sudah menerima dan siap ikut dalam perjuangan. Dua orang ibu dari anaknya yang gay bercerita, :
“ Saya melemparkan pisau kepada nak saya dan saya berkata : bunuhlah saya kalau kamu memang gay!” beliau bercerita sambil mengeluarkan air mata, langsung suasana menjadi tegang penuh emosi perasaan, saya pun ikut mengeluarkan air mata.
“ Saya lalu pergi ke  Gereja dan berdoa, menangis” lalu beberapa hari kemudian ibu itu mendapat undangan pada suatu pertemuan, ternyata itu adalah pertemuan PFLAG yang diadakan secara rutin dan dia disadarkan secara bertahap untuk menerima anaknya secara perlahan di sana.
Teddy bercerita, kalau orang tuanya membawa ke pskiater dan ke tempat biarawan, mereka memberi makan beras merah untuk menyembuhkan gay saya… namun gak berhasil, akhirnya orang tuanya diberi undangan PFLAG dan akhirnya dia bergabung.

peserta dari pelosok Cambodia

Ada dua orang lesbian yang menulis lagu dan menyanyikannya. Lagunya tentang Hak Asasi Manusia. Walaupun tak tahu artinya namun saya mersasakan keharuan dalam lagu itu. Berbagi cerita masih berlanjut, ada dua pasang Lesbian pasangan pertama sudah jalan 40 tahun. Sebagai laki lakinya dia memakai ‘krama’ yaitu syal kotak2 merah putih khas Khmer dan istrinya memakai gaun polka dot. Mereka berdiri dengan bangganya. Sejak usia 9 tahun dia sudah merasa dirinya lesbian, dia bertemu dengan pasangannya pada tahu 1976, mereka tinggal bersama melalu masa Khmer Merah, selama tahun 1980 mereka mengarungi susahnya hidup, ada usaha keluarga untuk memisahkan mereka dan menikahi laki-laki, namun dia akan bunuh diri jika itu terjadi. Akhirnya dia mengadopsi tiga bayi dan sekarang punya 6 cucu. Pasangan ke dua bedanya mereka sempat beberapa kali dihukum Khmer Merah, dimasukkan ke dalam sumur namun akhirnya berhasil bertemu lagi dan mengadopsi 8 anak. Dia berpesan, “untuk mencintai dan mengasihi harus stu orang saja, jangan sepuluh orang!” langsung peserta tertawa dan tepuk tangan.


Lesbian Couple Sitha they together since 1976
Kehidupan lesbian di kamboja mempunyai kerugian ganda, pertama oleh nilai-nilai tradisional yang menuntut peran tertentu dan kedua kerena kehidupan di kota hanya gay laki laki yang mudah berekspresi dan diterima sehingga kelompok lesbian tidak terlihat sama sekali.



dari Indonesia

Hugs for PFLAG session
18 Mei 2012
Workshop ke 2 ini diisi presentasi Media oleh Vietnam, Singapore dan Thailand.


lihat contoh medianya :                  


Pinkdot Singapura
                                 


                                                   

Pada malam harinya kami menonton pemutaran film “Lovely Man” dari Indonesia. Pengunjungnya hanya 7 orang karena yang lain lebih tertarik untuk ke acara Pride Nite di Blue Chilli’s Club.
Pride Nite
Tak beda dengan acara acara gay club di Indonesia dengan hiburan DragQuens dan Disco Time.


Drag Queen

Anna From Laos  and Heart from Philipina




19 Mei 2012
Kami mendengar presentasi dari PBB dengan focus pada DUHAM, lalu sessi ke dua kami berdiskusi mengenai Yogyakarta Principals dan di sambung dengan implementasi perilaku yang melanggar prinsip prinsip Yogyakarta Principals, dilakukan denga role play oleh anak anak muda Lesbian dan gay.

20 mei 2012
Di Pagoda Tuol Dombok Phnom Penh, kami berkumpul dengan 200 an orang di sana, banyak acara di sana tetapi yang paling menarik adalah pemberkatan oleh Bikhu Khann Sovan sebagai ketua Pagoda itu.





Pemberkatan oleh Bhiksu





Monk Blessing

Peserta Family Pride!


Berkat mengatakan bahwa Buddha tidak bertentangan dengan seksualitas dan gender seseorang.
“ Kami Budha mengajarkan seseorang untuk mencintai dan mengasihi dan tidak melakukan diskriminasi pada satu sama lain”
Beliau mengajarkan tentang lima ajaran  Dharma yaitu :
1.   Tidak membunuh
2.   Tidak mengkonsumsi minuman keras
3.   Tidak berbohong
4.   Tidak mencuri
5.   Tidak mengambil bagian dari perbuatan asusila.
Kemudian beliau memercik-percikan air suci ke peserta…
Pemberkatan lebih kurang setengah jam kemudian dilanjut dengan hari komunitas yang diisi dengan hiburan-hiburan menarik, seperti menyanyi oleh teman teman Lesbian dan gay, menari oleh waria dan beberapa games mengenai pencegahan HIV dan AIDS.


Tari tradisional oleh waria





Srun Sronn sebagai fasilitator acara Pride ini mengatakan bahwa ia ingin bahwa teman teman LGBT tetap berhubugan dengan agama mereka.
“ Hak Asasi manusia sudah ada dalam agama Budhha, kita lihat bahwa banyak pagoda di Phnom Penh, mereka bersedia menjadi tempat pride kita berarti mereka  sudah menerima kita dan menunjukkan bahwa kita juga punya hak untuk menggunakan tempatnya”. Lanjutnya.
Pada saat itu juga dia memberikan pesan kepada masyarakat Kamboja yang belum menerima homoseksualitas atau yang masih berpikir bahwa itu tidak wajar.


Srun Sorn



“Saya percaya bahwa tidak ada yang membuat kami menjadi lesbian atau gay atau trans, itu sudah ada sejak kita dilahirkan, jadi orang tua harus memahami ini dan tidak melarang perilaku lesbian dan homoseksual pada anak anaknya lagi”.





“Tidak seperti Pride di Negara Negara lain, yang ditandai dengan parade di jalan jalan besar namun disini lebih member pendidikan pada hak LGBT di Kamboja. Masyarakat Kamboja lebih kelihatan terbuka, buktinya acara ini tidak diganggu oleh polisi, jika ingin acara besar tentu saja rasanya malah terpisah dengan polisi, tetapi dengan acara kecil kecil di banyaktempat malah terasa aman dan polisi pun bisa bergabung”. Jelasnya.





Sepulang dari Pagoda kami menyempatkan jalan-jalan di pasar Rusia. Malam harinya kami bersosialisasi dengan peserta ASEAN yang lain sekalian berpamitan karena besok paginya kami harus ke Bandara untuk kembali ke Indonesia.





Acara ini sangat merindukan.


Last SHOCK! : seedih... harus pulang!


                                    Save Diversity Indonesia tentang anti bullying



Rabu, 09 Mei 2012

Berpikir, berpendapat lalu menjadi buku, apa salahnya? (baca: Irshad Manji)

Baru hari Minggu (6 Mei 2012) kemarin saya mengikuti prosesi Waisak yang penuh tenang dan damai dengan keberagaman orang di sana...... tiba tiba hari ini (9 Mei 2012) digegerkan oleh penolakan datangnya seorang tokoh perempuan reformis Islam, Irshad Manji. Apa salahnya dia Berpikir, berpendapat dan menulis buku? Bukunya  "The Trouble With Islam"  (Beriman tanpa rasa takut) banyak membuka mata orang termasuk saya, dia sangat menginspirasi, membongkar ketakutan-ketakutan yang sudah ditradisikan sedari kecil....






Alasan dia menulis buku ini adalah ingin share apa yang dia alami selama 20 tahun belajar Islam secara mandiri. Memutuskan belajar mandiri karena dia telah dikeluarkan dari "Madrasah" hanya karena banyak bertanya dan gurunya tak bisa menjawab. Kemudian buku ke dua yang ditulisnya adalah "Allah Liberty and Love" ........Lalu apa sebenarnya yang ditakutkan oleh umat Islam mainstreem?

kenangan bersama IM di LIP 4 tahun yang lalu

Empat tahun yang lalu kami sempat berdiskusi dengan bukunya yang pertama, tidak ada masalah, awalnya di Pasca Sarjana UGM pada pagi hari, kemudian di siang harinya kami adakan dalam rangka Q!Film Festival di Lembaga Indonesia Perancis (LIP) setelah itu sore dan malamnya di LKiS dan Pondok Pesantern Al Munawar Krapyak. Tidak ada masalah yang sangat berarti. 

Namun saya sungguh dongkol dan sakit hati hari ini. Saya menghadiri diskusi bukunya yang ke dua dengan nara sumber Irshad Manji sendiri. Pasca Sarjana UGM saya kira adalah tempat yang sangat tepat untuk acara ini, apalagi ada program  Center of religious and cross culture studies nya di sana. Kehidupan kampus yang seharusnya menerima segala ideologi lalu menggodognya dengan diskusi-diskusi secara intelektual, bagi yang tidak setuju boleh berpendapat apa saja. Namun apa yang terjadi hari ini? Irshad manji di tolak oleh Koordinator Pasca Sarjana UGM dengan tekanan Rektor secara langsung demi alasan kebaikan? demi kebaikan? bukankah kalau demi kebaikan ide yang berseberangan itu harus didiskusikan? bukan ditolak? dan saya melihat bahwa kasus ini adalah penolakan Irshad Manji bukan pikiran pikirannya dan anehnya penolakan ini mengangkat isu Lesbian yang sama sekali tidak akan diangkat dalam diskusi ini. Mengapa UGM sebagai  tempat kehidupan intelektual melakukan hal yang sangat tidak intelektual? Kalau memang tidak setuju dengan pemikirannya sebaiknya  kesempatan diskusi ini bisa menjadi media untuk mengungkapkan kritik terhadapnya, bukan malah ditolak. Kalaupun IM dianggap sebagai musuh, bukankah dia datang dengan baik-baik? diterima dengan baik-baik juga dong! Nabi Muhammad SAW saja pernah menerima dengan terbuka kedatangan musuhnya. Kalau belum-belum sudah ditolak bagaimana diskusi bisa terjadi kalau ada keinginan sebagai media untuk meluruskan pikiran orang yang dianggap salah?. 

bodohnya mereka menolak dengan isu yang sama sekali berbeda


Sudah sangat malu dengan almamater, petang harinya saya pun menghadiri diskusinya di Lembaga Kajian Islam dan Ilmu-Ilmu Sosial (LKiS). Suasana sedikit tegang karena siang tadi kantor ini sudah diintimidasi oleh sebuah kelompok bahwa acara akan dibubarkan, namun kita jalan terus. IM datang, diskusi dimulai pukul 19.00 kurang sedikit lalu ditengah-tengah diskusi sekitar 30 menit an massa berpakain putih hitam bersurban dan berhelm datang sekitar 100 orang langsung masuk membubarkan. Tidak hanya itu, mereka memecahkan kaca kaca ruangan, mencabik cabik buku dan memukuli peserta, ternasuk saya melihat beberapa kawan perempuan dipukuli ada beberapa yang sampai berdarah. Saya menyisir kepinggir dan hampir kena pukul, sementara beberapa kawan berusaha melindungi IM. Asisten IM Emily kena pukul juga. Kejadiannya begitu cepat. Saya sangat bergemetar, trauma 11 tahun yang lalu (KKWK2000) tiba-tiba muncul kembali. Sedih, Marah, Dongkol! perasaan saya campur aduk. Setelah gerombolan pergi seperti biasa polisi baru datang. Kawan-kawan yang menjadi korban lalu dibawa ke RS untuk diobati lalu dibikinkan VISUM. Saya pulang dengan perasaan NUMB bahkan sampai menulis inipun saya masih gemetar.

di bawah ini adalah foto foto saat penyerangan oleh Majelis Mujahidin Indonesia di Lembaga Kajian Islam dan Ilmu Sosial (LKiS)
mereka memporak porandakan acara, buku di cabik cabik.

Irshad Manji dalam menangis :
" Don't Hate Them... but Pray for Them!" katanya
















Berikut ini adalah : Media Statements oleh Irshad Manji dalam dua bahasa silakan di klik

Senin, 07 Mei 2012

VESAK 2556 BE " Sebuah Ritual, Perayaan atau Wisata??"


Waisak 2556 BE yang jatuh 6 Mei 20012 memang sudah lama dibicarakan orang, ramai, banyak kawan saya sudah merencanakan akan hadir di acara itu, beberapa tamu Ransel Munajat pun hanya menginap untuk transit kemudian pagi harinya sudah sibuk berangkat ke Borobudur. Hari Waisak sendiri diambil dari bahasa Pali "Wesakha" terkait dengan "Waisakha" bahasa Sanserkerta yang berarti "Hari Budha". Vesak orang Malaysia, Singapore dan Srilanka namakan, orang Thailand menyebutnya "Vishaka Bucha" lalu "Visakah Puja" dan Buddha Purnima" kata orang India bilang, merupakan peringatan 3 peristiwa suci dari sang Buddha karena ke tiga nya terjadi saat Purnama.

1. Lahirnya Pangeran Sidharta di taman Lumbini pada 623 SM.
2. Pangeran Sidharta mencapai penerangan Agung dan  menjadi Buddha di Bodhgaya pada usia 35 tahun  tahun 588 SM.
3. Buddha Gautama "Parinibbana" atau wafatdi Kusinara pada usia 80 tahun 543 SM.

poto by Ardian Firdaus


Saya sengaja mengendarai sepeda motor untuk mencapai lokasi Borobudur dengan alasan akan repot dan macet jika memakai mobil dan akan ribet lagi kalau naik transportasi umum. Sambutan hujan lebat menemani perjalanan kami sampai lokasi kami menginap Rumah Seni Elo Progo sebuah rumah seniman yang menyediakan pondok-pondok singgah untuk sesama kawannya. Kami memutuskan untuk istirahat malam itu demi menyimpan energi untuk esok hari.

poto by Adri Syah


09.00 kami menuju Candi Mendut untuk menyaksikan upacara detik-detik Waisak yang bulan ini titik Purnamanya pada pukul 10.34. Jalan sudah penuh sesak, menuju candi Mendut pun sudah ditutup garis batas polisi. Parkir 100 meter dari candi dan sambil berjalan-jalan sebentar di Monastry atau asrama para Biksu sangat menarik. Vihara Monastry yang bisanya tenang dan syahdu menjadi seperti pasar namun masih terdengar alunan- alunan mantra dari bebera ruang ibadah. lalu terlihatlah barisan para Biksu berjalan dari sebuah komplek menuju ke pusat upacara di Candi Mendut.


Detik-detik Waisak pun dimulai, semua ummat Budha berkumpul dalam tenda, di tenda utama duduk berbaris para Biksu dari berbagai negara, baru di belakang baru sampingnya ummat Budha khalayak ramai itupun ada banyak juga yang dari luar negeri. Saya berkesempatan berada di belakang tenda para Biksu, ikut ambil posisi duduk bersila dengan sikap meditasi. beberapa perwakilan sekte membacakan mantra masing masing, dimulai dari Mahayana, Therevada dan seterusnya dan bebrapa Bante (sebutan ketua Biksu) dari Nepal, India, Thailand dan China dengan bahasa masing-masing.


                                                                                 

Setelah merituali detik-detik Waisak selesai para Biksu disertai ummatnya pun mulai beranjak berjalan menuju candi Borobudur, saya lihat tahun ini mereka tidak berjalan dalam satu barisan, banyak yang sudah berjalan kaki mendahului, dengan membawa bunga sedap malam untuk sesaji dan akan dibawa pulang sebagai berkah " Kami punya harapan supaya hidup menjadi bahagia, tentram, harum dan bersih sebersih dan sewangi putih kembang ini..." kata seseorang yang saya tanya mengenai kembang itu. Terakhir ternyata ada barisan yang sangat meriah yaitu arak-arakan para Biksu yang membawa Air Suci yang diambil dari sumber air Jumprit Temanggung dan Api abadi Mrapen dari Grobogan Purwodadi. Arak-arakan itu berjalan sepanjang 3,5 km menuju Candi Borobudur. Sesampai Candi, mereka berpencar menurut sekte mereka masing masing, dan melakukan doa bersama di tenda-tenda sekte yang sudah disediakan d pelataran Candi Borobudur dan dengan altar berisi sesaji juga patung sang Budha masing-masing.

Pukul 18.00 kami berkumpul di pelataran candi sebelah utara, jalan menaiki pelataran namun tanpa tangga, di hadapan kami terlihat panggung besar dengan altar yang cukup luas dan patung Budha yang paling besar.

poto by Nurdiyansah Dalijo
Di sinilah puncak acaranya. berjalan mengelilingi candi sebanyak 3 kali (Pradakshina) dan pelepasan lampion sebagai simbul menerbangkan harapan dan cita-cita. Acara dimulai dengan banyak urutan program, dari sambutan, membaca mantra dari semua sekte (termasuk yang dari luar negeri) dan paduan suara dari remaja Budha. Sebelum Pradakshina  kami diajak bermeditasi... dan memusatkan hati untuk menggeserkan hujan dan awan tebal... sungguh ajaib beberapa menit kemudian langit menjadi cerah dan bulan purnama yang malam itu adalah "Super Moon" kelihatan begitu cerah dan besarnya.

Budha-Purnama-Borobudur
Setelah Pradakshina dilakukan, lalu mulailah acara yang ditunggu banyak orang, pelepasan lampion. Lampion disediakan panitia dengan mengganti sumbangan sosial Rp. 100.000,- per lampionnya. banyak yang tertarik menrbangkan lampion berdasarkan harapan yang dipegangnya. Nah diacara ini sangat kelihatan ternyata banyak sekali para turis asing maupun lokal (di luar ummat Budha). Saya melihat beberapa orang  yang datang di acara ini untuk mengambil kesempatan pengambilan foto pre wedding. Banyak perempuan yang memakai baju terusan berbahan katun putih ala Cut Mini juga laki-laki botak berkemeja katun ala ala Film "Arisan 2"


Pelepasan lampion dimulai dari para Biksu di atas panggung, setelah semua lampion terbang, kemudian giliran para ummat dan peserta yang ada di  depan panggung. Panitia menyediakan 1000 lampion.
Sungguh memang Waisak adalah sebuah acara ritual, perayaan sekaligus menjadi wisata (religi) yang sedang di "sukai" bangsa Indonesia. Semoga Sang Budha mendengar rasa bosan dari bangsa ini yang terus dihadapkan dengan masalah-masalah kekerasan dengan alasan agama tertentu, sehingga banyak orang mememukan ketenangan di area ini. 

* Lepaskanlah Lampionmu sambil melepaskan rasa amarah, iri dengki dan nafsu yang tidak bermanfaat (ibu Hartati : ketua Walubi sekaligus ketua panitia)
* "sudahkah kamu melakukan perbuatan baik hari ini.?" (kata Bante dari Amerika untuk menggantikan sapaan "selamat Pagi" ) 

Borobudur temple

(uki Ronodirjo) 08 Mei 2012.