Senin, 06 Juni 2016

"Singapura! Sehari saja... lah!"


Cerita Journey saya Maret 2012...
Terbangun oleh petugas Costum pemeriksa passport dan menandatangani bahwa kami resmi keluar Malaysia. Satu jam kemudian kami dipersilakan turun kereta untuk menuju pemeriksaan imigrasi dan mengambil ijin masuk Singapura. Begitu keluar Stasiun Woodsland KTM  kami sudah tiba di Singapura. Naik Bus dari  Woodsland sta khusus  MRT Singapore menuju Central Park lalu jalan kaki ke Merlion Park yang ada patung kepala singa sangat ngehits itu.  Di depan kepala singa itu terbentang teluk dan di seberangnya ada tempat yang berdiri sebuah hotel dengan menyangga sebuah bangunan lagi di atasnya  seperti sebuah kapal : Marina  Bay.


*istirahat dulu di bawah jembatan ah... (namanya juga nggembel ahay! kangennya juga tempat seperti ini!)




Setelah sarapan dan istirahat sejenak kami melanjtkan jalan kaki mengitari Bay.... dan menuju Marina Bay untuk membeli tiket FunVee City Tour



Funvee City Tour adalah bus bertingkat dengan atap terbuka (Double Decker), memungkinkan kamu untuk mengunjungi 30 objek wisata. Kamu akan berpetualang mengelilingi kota Singapore dipandu oleh funvee city tour’s funbassador. Perjalanan kamu akan dimulai di Singapore Flyer kemudian bus akan melewati Esplanade Bridge, dimana kamu bisa mengambil gambar Marina Bay Sands, menuju Merlion Park dan Lau Pa Sat (Pasar Festival). Di sana kamu akan melihat Tooth Relic Buddha Temple. Selanjutnya kamu akan disuguhkan dengan pemandangan Singapura yang modern di Clarke Quay dan diteruskan ke Botanic Gardens. Kemudian kamu akan dibawa kembali ke kehidupan kota yang serba cepat, Orchard Road, hingga akhirnya kembali kembali ke Singapore Flyer. Tiket yang harus dibayar untuk petualangan berulang ini adalah S$. 19.00. Lagi lagi di Chinatown kami berhenti dan turun untuk jalan-jalan sejenak. Chinatown Singapore sangat berbeda dari Malaysia apalagi di Indonesia.... di sini sangat bersih tanpa sampah bahkan musim hujan seperti ini pun gak ada air tergenang. Melewati Pagoda St, Temple St, kami foto-foto sebentar.







Lalu saya tertarik dengan keberaadan sebuah Masjid bersejarah di lokasi ini. Masjid Jame Chulia Masjid ini dibangun pada tahun 1826, Jamae Chulia Mosque atau Mesjid Jamae Chulia adalah yang pertama dari tiga mesjid di Chinatown yang dibangun oleh Chulias, seorang Tamil Muslim dari Pantai Koromandel di India Selatan. Bersama dengan tetangganya, Sri Mariamman Temple, masjid berdiri di lokasi yang didominasi etnis Cina.




Dengan FunVee City Tour kami melanjutkan perjalanan sekalian kembali ke Woodsland Checkpoint, kami berhenti di orchard-road-singapore
Lalu kami menuju subway MTR dan langsung menuju Woodsland Sta lalu ke Woodsland Check point dan Balik ke Kuala Lumpur dengan Kereta KTM Senandung Sutra kelas Coc (tidur)





Pukul 06.00 tiba di KL kami langsung mandi di sta Sentral  lalu sarapan di Sentral Food Court, nyantai sejenak, lalu kami naik Bus ke Bandar KLIA untuk kembali ke Yogyakarta dengan Air Asia tentunya .


Kamis, 02 Juni 2016

MENARI MENGAMBANG di KEDUNG TUMPANG


Perjalanan kali ini saya melirik Jawa Timur bagian selatan. Ya... Tulung Agung menjadi stasiun pemberhentian saya hari itu.

KEDUNG TUMPANG
1,5 jam dari kota Tulung Agung
6 jam dari Surabaya
7 jam dari Yogyakarta
Lokasi ini terletak di tempat yang cukup sulit diakses. Pantai ini secara administratif masuk desa Pucanglaban kec Pucanglaban, Tuluangagung. Kendaraan yang paling cocok untuk sampai ke lokasii ini adalah sepeda motor karna kondisi jalan yang cukup sempit dan berupa makadam. Lokasi ini dapat diakses dengan mengambil rute yang sama dengan pantai Molang
Selain gugusan karang yang dipenuhi lubang alami di sana-sini, di sekitar Kedung Tumpang kita juga akan menemukan sebuah air terjun. Debit air di air terjun ini memang tidak besar namun cukup untuk berbilas. Lokasi air terjun ini berada di ujung barat Kedung Tumpang
Setelah melihat Kedung Tumpang ini mengingatkan saya pada "Angel Billabong" di Noesa Penida Propinsi Bali... yang sebenarnya adalah sebuah muara sungai... namun Kedung Tumpang tak kalah Indahnya.





Saya tidak menyebutnya pantai karena kita tidak akan menemukan pantai dengan pasir landai sampai ketengah laut namun yang kita temui adalah gugusan tebing karang sepanjang 2 kilometer. di sepanjang gugusan tebing karang terdapat kolam-kolam alami yang sangat indah, jernih menggoda untuk disambangi. Kolam-kolam ini terbentuk alami dari erosi yang disebabkan ombak laut. Namun anda harus tetap hati-hati kalau ingin berenang di sini. 










Anda hanya bisa dan berkesempatan berenang kalau kondisi laut sedang surut. Biasanya dari pagi sampai jam 3 sore, atau anda akan terhempas oleh ombak besar ke dinding-dinding karang yang tajam, karena terkadang ombak pantai selatan memang sulit untuk diprediksi.
Dari tempat parkir sampai ke kedung ini anda harus menuruni bukit sedikit terjal selama 30 menit. Tali tambang sudah tersedia untuk pegangan anda.





lesson learn :
kenakan alas kaki outdoor.
ikuti petunjuk penjaga pantai ( meski belum resmi namun mereka sangat membantu kita terutama dalam memperkirakan pasang surut laut)
bawa sampah anda kembali dan buang di tempatnya.

selamat jalan-jalan.

Ada saat belajar dalam suatu perjalanan

Kali ini mengenai Kuliner.

Pukul 13.00 WIB kereta Malioboro Ekspres yang saya tumpangi akhirnya berhenti sesaat di stasiun Tulung Agung sebelum kemudian melanjutkan tujuan akhirnya kota Malang. Tulung Agung adalah stasiun pemberhentian saya. Saya turun dari kereta menuju pintu keluar stasiun yang tergolong kecil tetapi bersih ini.
Rasa penat lama di kereta membawa saya untuk menyambangi sebuah warung kopi di parkiran stasiun. Namanya saja warung kopi "Stasiun". Menu minumannya disesuaikan dengan nama -nama stasiun di pulau Jawa. Saya memesan " kopi hitam Solo Balapan". Lumayan enak untuk membangunkan semangat saya. Warung kopi ini sangat unik penataan nya. Dari disain interiornya saya sudah curiga kalau warung ini milik warga asing yang mempunyai romantisme di Indonesia. Ternyata benar setelah saya buktikan dengan melihat sebuah poster peresmian kofisyop ini yang ditandatangani oleh 6 orang yang empat diantaranya nama-nama asing, nama Belanda.






Kuliner Malam.
Setelah santai sejenak di rumah seorang kawan, kami melanjutkan perjalanan kuliner makan malam. Saya dibawa ke sebuah rumah makan yang konsepnya sangat sederhana seperti warung-arung lainnya. di lokasi Pasar Sore Lama yang letaknya di utara stasiun kami menikmati Soto Garang Asem mBah Kandar. Soto ini sudah sangat terkenal rupanya. Kami datang sedikit terlambat karena ada beberapa lauk favorit yang sudah habis dibeli pelanggan. Soto Garang Asem ini sangat unik. selain kuahnya yang kuning santan dengan bumbu garang asem, dengan sayur (hanya) tauge dan dihidangkan dengan taburan kacang. Disini kita juga bisa memilih bermacam lauk pauk seperti sate ati, empal, jerohan dan limpa goreng.
harga satu mangkok soto garangasem ini dipatok Rp. 9K saja.



Kuliner Pagi (sarapan)
Pagi harinya sebelum kami jalan-jalan ke luar Tulung Agung, kami menyempatkan sarapan di suatu warung Nasi Pecel  rumahan di Jl. Pahlawan daerah Kedung Waru. Selain nasi Pecel di sini juga menyediakan lauk pauk yang sangat lengkap sampai kue kue atau jajanan yang bisa dibawa pulang. Nasi Pecel dengan pilihan lauk rempeyek kacang, ikan teri atau kedelai, anda juga bebas memilih tambahan lauk sesuka anda, dari daging empal, usus, babat, ati ampela dsb. Warung Ini Ancer-ancernya kalau anda sudah mencapai daerah Kedung Waru, anda akan melihat patung polisi, nah dari patung polisi itu ambil arah ke utara sekitar 100 meter.  Seoertinya anda harus datang pagi-pagi jika ingin sarapan di sini, warung ini buka pukul 06.00 wib dan biasanya pukul 08.00 sudah habis. satu pring atau pincuk pecel ini dipatok harga Rp. 6K saja.



 Kuliner Siang
Lontong Bakso Urat di depan RS Dr. Iskak menjadi jawaban rasa lapar kami siang itu.harga satu mangkok Lontong Bakso Urat  ini dipatok Rp. 10K saja.



Lesson Learned :
datanglah ke sebuah tempat, cobalah kuliner setempat, rasakan perbedaannya.
Soto misalnya, anda bisa menemukannya di seluruh  daerah di Nusantara dan mempunyai cita rasa masing masing.
rasa tidak enak atau tidak cocok dengan lidah anda, belum tentu tidak enak menurut lidah lokal. jadi dalam rasa pun kita akan bisa memahami keberagamannya.